06 Januari 2010

Sang Pembalik Hati


Di lemparkannya keharuan dalam logika qalbunya, tanda Dia sedang menunjukkan 'kuasa'. Sang Muqalibal Quluub itu mengelitik-gelitik bongkahan darah merah merajut lembut disisi-sisi terhalusnya. Disisipnya ketenangan...
Kemudian.... (senyap)
Terserah! pemaknaan itu bisa jadi berarti kata "Iman..." atau yang lengah - lalai mudah mengatakannya "Damai...".
Pada saat itu makhluk pongah bernama manusia akan menguasai seluruh bagian tubuhnya untuk diarak menuju kerja-kerja... atau yang di kata Amalan.
Semua terasa mudah... karena itu, itu,... itu yang bernama ketenangan... seluruh kebaikan dalam rajutan perasaan ringan dan halus bagai awan.
Namun manusia pongah pada saat itu harus segera menentukan!
Mengambil parang untuk membunuh waktu
atau menunggangi momentum untuk membelah cangkang-cangkang amanah dan mengais erat sejumput - dan atau sekeranjang Pahala...
Sebelum roda waktu kemudian membalik... dan kemudian tuhan pun bersabda pada waktu...

"Aku ingin membalikkan keadaan...
saatnya menyaksikan...
Apa yang bisa mereka perbuat dengan Keterpurukan!!!"

Yang bermental ayam kampung meradang...
bertahan dengan udara dingin kenyataan...
Mengais satu demi satu hikmah kebaikan

Yang bermental ayam negeri kedinginan...
meringkuk diam dalam sekam, menanti jatah makanan olahan benama ke'damaian'
menunggu janji janji yang kemudian tak terselesaikan.

***

Sunyi... setelah itu dibalik langit
ada senyum terkembang...
menahan tawa
kemudian pecah... gempita
"Tangan" agungnya mulai menyeka...
menengadah... dan hendak berlalik arah...

Padang Gerimis, 15 Nov 2009

Tidak ada komentar: